
TajamNews — Dunia maya tengah dihebohkan dengan tren “aura farming”, sebuah istilah yang muncul dari video viral seorang bocah penari tradisional dalam acara Pacu Jalur di Kuantan Singingi, Riau. Rayyan Arkan Dikha, bocah berusia 11 tahun, mencuri perhatian publik setelah aksinya menari di ujung perahu panjang tersebar luas di TikTok dan media sosial lainnya.
Tarian Dikha yang energik dan penuh pesona dianggap mampu “menarik aura” atau menciptakan daya tarik yang luar biasa, sehingga memunculkan istilah “aura farming” di kalangan warganet. Aksi memukaunya dinilai berhasil mengangkat tradisi Pacu Jalur ke panggung internasional.
Melihat besarnya dampak positif dari viralnya penampilan Dikha, Pemerintah Provinsi Riau pun mengambil langkah apresiatif. Gubernur Riau Abdul Wahid secara resmi mengangkat Rayyan Arkan Dikha sebagai Duta Pariwisata Provinsi Riau.
Tak hanya gelar kehormatan, Dikha juga menerima beasiswa pendidikan sebagai bentuk dukungan terhadap bakat dan dedikasinya dalam melestarikan budaya daerah.
Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa budaya lokal yang dikemas secara menarik dapat menembus batas digital dan membangkitkan kembali kecintaan masyarakat, khususnya generasi muda, terhadap warisan budaya bangsa
Apa Itu Aura Farming?
Secara harfiah, “aura farming” berarti menumbuhkan atau memanen aura. Dalam konteks media sosial, istilah ini digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tampil sangat keren dan autentik tanpa terlihat berusaha keras. Aksi Dikha yang spontan dan penuh semangat saat menari di atas jalur dianggap sebagai contoh sempurna dari aura farming
Tradisi Pacu Jalur yang Kaya Makna
Pacu Jalur adalah “lomba mendayung perahu panjang” yang telah menjadi bagian dari budaya masyarakat Kuansing sejak abad ke-17. Awalnya digunakan sebagai alat transportasi di Sungai Kuantan, tradisi ini berkembang menjadi festival tahunan yang meriah dan penuh warna.
Setiap perahu, atau “jalur”, diawaki oleh puluhan pendayung dan seorang tukang tari di ujung depan. Peran tukang tari inilah yang dimainkan oleh Dikha, yang dengan gerakan khas Melayu memberi semangat kepada timnya sambil menjaga keseimbangan di atas perahu yang melaju kencang.(T)
