

Tajamnews – Anggi wahyuda Pendaki sekaligus komika asal Indonesia, Anggi Wahyuda, berhasil mencapai Everest Basecamp dengan ketinggian 5364 Mdpl di Nepal pada Senin, 26 Mei 2025.
Perjalanan Anggi menuju Everest Basecamp bukanlah sesuatu yang dilakukan tanpa persiapan matang. Sejak pertama kali menapaki jalur pendakian di Gunung Sindoro pada September 2024. Anggi telah menunjukkan dedikasi luar biasa dalam membekali diri—baik secara fisik maupun mental. Pria 24 tahun itu telah mempersiapkan diri dengan matang untuk mewujudkan impiannya yaitu mendaki di Everest Basecamp.
Anggi adalah seorang penyandang disabilitas yang menggunakan alat bantu tongkat untuk berjalan, setelah kaki kanannya harus diamputasi akibat kecelakaan pada tahun 2015.
Namun, kehilangan satu kaki tidak memadamkan semangat hidupnya. Sebaliknya, Anggi bangkit dan mengisi hari-harinya dengan berbagai aktivitas positif salah satunya adalah mendaki gunung.
Dilansir dari keterangan pada postingan Instagram @anggiwahyuda yang diunggah pada, Sabtu (7/6/25) ia menuliskan Rasa syukurnya atas takdir baik yang ia dapatkan.
“Kalau Tuhan tidak ambil kakiku, mungkin Tuhan juga tidak akan bawa aku sejauh ini. Terima kasih Tuhan, atas takdir baik yang Engkau berikan, bahkan lewat kehilangan.”
“Kamu tidak perlu sempurna untuk merasa cukup.” Morgan Harper Nichols
“Di tengah setiap kesulitan, selalu ada peluang.” Albert Einstein
“Hari ini aku belajar bahwa berdamai dengan diri sendiri bukan berarti menghapus luka, tapi mengakui bahwa luka itulah yang membentukku. Aku berjalan bukan dengan dua kaki, tapi dengan harapan, keberanian, dan kasih Tuhan yang tak pernah putus.” Tulis Anggi pada keterangan Instagramnya saat mencapai Everest Basecamp .
Selanjutnya, Anggi menuliskan Rasa haru dan terimakasihnya kepada Ibunda yang selalu mendukung dan percaya bahwa ia bisa.
“Aku bangga, bukan karena berhasil sampai puncak, tapi karena akhirnya bisa bikin Mamak menangis haru. Mamak waktu itu paling khawatir saat aku kecelak4an, Sedih karena anaknya harus kehilangan 1 kaki, kehilangan cita-cita yang sudah di upayakan dari kecil. Tapi dia yang selalu yakinkan dan percaya kalau aku bisa.”
“Dan hari ini, dia nangis lagi. Bukan karena sedih, tapi karena bangga. Anak yang dulu dia khawatirkan, sekarang bisa nunjukin kalau aku tetap bisa melangkah. Bukan dengan kaki, tapi dengan semangat dan keberanian. Terima kasih, Tuhan. Dan terima kasih, Mamak.” Tulis Anggi pada postingan Instagramnya, Minggu (9/6/25).
Perjalanan menuju Everest Base Camp (EBC)
Dari berbagai informasi yang dihimpun, Perjalanan menuju EBC dimulai di Lukla, yang dapat dicapai dengan penerbangan domestik dari Kathmandu (sekitar 35 menit) atau perjalanan darat (13-15 jam).
Rute trekking yang paling umum adalah melalui Lukla, menuju Namche Bazaar, dan kemudian ke Dingboche, Lobuche, dan akhirnya ke Gorekshep (yang merupakan titik awal pendakian ke EBC).
Rincian Perjalanan:
1. Penerbangan dari Kathmandu ke Lukla: Ini adalah cara tercepat dan paling umum untuk memulai trek EBC.
2. Perjalanan Darat: Perjalanan dengan jip atau bus dari Kathmandu ke Lukla memakan waktu lebih lama, tetapi menawarkan pemandangan yang lebih autentik.
3. Trek dari Lukla ke Everest Base Camp: Perjalanan ini biasanya memakan waktu sekitar 12-16 hari, tergantung pada rute dan kondisi fisik pendaki.
4. Hari Aklimatisasi: Penting untuk memasukkan hari aklimatisasi dalam jadwal perjalanan untuk menyesuaikan tubuh dengan ketinggian.
5. Rute Trek: Rute umum termasuk melalui Namche Bazaar, Dingboche, Lobuche, dan Gorekshep.
6. Everest Base Camp: Setelah tiba di Gorekshep, Anda bisa melanjutkan perjalanan ke EBC.
7. Kala Pattar: Setelah EBC, Anda dapat melanjutkan pendakian ke Kala Pattar untuk menikmati pemandangan spektakuler.
8. Kembali ke Lukla: Setelah mencapai EBC, Anda kembali melalui rute yang sama atau rute alternatif.
9. Penerbangan kembali ke Kathmandu: Setelah menyelesaikan trek, Anda akan kembali ke Kathmandu dengan penerbangan.(T)
