
TAJAMNEWS – Brain rot, dalam istilah populer, menggambarkan kondisi mental yang “layu” atau kehilangan kapasitas intelektual akibat terlalu banyak mengonsumsi konten digital yang dangkal, repetitif, atau tidak produktif. Istilah ini sering digunakan secara informal untuk menggambarkan perasaan “mati otak” setelah menghabiskan waktu terlalu lama di media sosial, menonton video pendek tanpa henti, atau bermain gim secara berlebihan.
Penyebab Brain Rot
• Paparan Berlebihan Konten Superfisial
Platform seperti TikTok, Instagram Reels, atau YouTube Shorts sering menyajikan konten yang singkat dan ringan. Meskipun menghibur, konsumsi berlebihan dapat membuat otak terbiasa dengan informasi instan tanpa rangsangan intelektual.
• Kebiasaan Doomscrolling
Doomscrolling, yaitu terus-menerus membaca berita negatif, juga berkontribusi pada brain rot. Aktivitas ini menurunkan mood dan meningkatkan kecemasan, menyebabkan otak sulit memproses informasi yang lebih mendalam.
• Kurangnya Tantangan Kognitif
Otak membutuhkan aktivitas yang menantang seperti membaca buku, memecahkan teka-teki, atau belajar hal baru untuk tetap aktif. Ketika aktivitas ini digantikan oleh hiburan pasif, kemampuan berpikir kritis dapat menurun.
Dampak Brain Rot
• Penurunan Rentang Perhatian
Studi menunjukkan bahwa kebiasaan mengonsumsi konten singkat dapat menurunkan kemampuan seseorang untuk fokus pada tugas yang lebih kompleks.
• Kehilangan Kreativitas
Konten digital yang berulang dapat mengurangi stimulasi kreatif, membuat seseorang sulit menemukan ide-ide baru.
• Kesehatan Mental Memburuk
Kecemasan dan depresi sering dikaitkan dengan konsumsi konten yang tidak seimbang, terutama ketika seseorang merasa bersalah atas waktu yang dihabiskan tanpa produktivitas.
Cara Mengatasi Brain Rot
• Batasi Waktu Layar
Tetapkan batas waktu harian untuk menggunakan media sosial atau aplikasi hiburan. Gunakan aplikasi pengingat untuk menjaga disiplin.
• Fokus pada Konten Berkualitas
Pilih konten yang mengedukasi atau memotivasi daripada hanya menghibur.
• Lakukan Aktivitas Offline
Baca buku, berjalan-jalan di alam, atau coba aktivitas seperti menggambar dan menulis untuk merangsang otak.
• Meditasi Digital
Luangkan waktu tanpa perangkat elektronik untuk membantu otak beristirahat dan mengurangi kebisingan digital.
Kesimpulan
Fenomena brain rot mencerminkan tantangan besar masyarakat modern yang hidup di era digital. Meskipun teknologi memberikan banyak manfaat, konsumsi konten yang tidak seimbang dapat merugikan kesehatan mental. Penting bagi kita untuk menjaga kebiasaan digital yang sehat dan memastikan otak tetap aktif serta produktif.(Tyo)
