Greenpeace Indonesia: Surga Terakhir di Dunia, Berada Dalam Ancaman Kehancuran Oleh Tambang Nikel

9
Greenpeace Indonesia: Surga Terakhir di dunia, berada dalam ancaman kehancuran oleh tambang Nikel ( Foto: IG @greenpeaceid)
banner-700x100

Tajamnews – Empat aktivis dari Greenpeace bersama perwakilan masyarakat Raja Ampat ditangkap saat menggelar aksi protes dalam acara Indonesia Critical Minerals Conference (ICM) 2025 yang berlangsung di Hotel Pullman, Jakarta Barat, Selasa (03/06/25).

Aksi tersebut dilakukan untuk menyuarakan dampak buruk industri pertambangan dan hilirisasi nikel di Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, yang dinilai mencemari laut dan merusak tanah adat. Para aktivis menuntut penghentian eksploitasi sumber daya alam yang merugikan ekosistem dan kehidupan masyarakat lokal.

Empat orang yang diamankan dalam aksi tersebut adalah Eka Noviani, Muhamad Iqbal, Paulina Awam, dan Adhe Rully F. Mereka diamankan ketika melakukan aksi diam dan membentangkan pesan protes bertuliskan

“Nickel Mines Destroy Lives”

“Save Raja Ampat From Nickel Mining”

“What’s The True Cost Of Youre Nickel?”

di tengah pidato Wakil Menteri Luar Negeri, Arief Havas Oegroseno.

Konferensi ICM 2025 sendiri menghadirkan berbagai pihak, mulai dari regulator, pengamat, hingga pelaku industri pertambangan dan pendukungnya dari tingkat nasional dan internasional.

Baca Juga  Ibunda Mahfud MD Berpulang, Mahfud Tulis Pesan Penuh Haru

Dalam postingan video pada akun @greenpeaceid, Iqbal Damanik, Juru Kampanye Greenpeace Indonesia dengan lantang meneriakkan ā€œSelamatkan Papua, Papua bukan tanah kosong, save Raja Ampat,ā€ saat Wakil Menteri Luar Negeri, Arief Havas Oegroseno berpidato.

Dilansir pada keterangan video tersebut, menjelaskan bahwa Raja Ampat berada dalam ancaman kehancuran oleh tambang nikel.

“Saat ini Raja Ampat, tempat yang dijuluki Surga Terakhir di dunia, berada dalam ancaman kehancuran oleh tambang Nikel. Hilirisasi nikel yang digadang sebagai jalan menuju transisi energi bersih, ironisnya telah meninggalkan jejak kehancuran di berbagai tempat dari Sulawesi hingga Maluku, dan kini mengancam Raja Ampat.

Ketika satu persatu keindahan alam Indonesia dihancurkan hanya demi kepentingan sesaat dan golongan tertentu, diam bukanlah pilihan. Kita semua harus beraksi dan bersuara lebih keras kepada para penguasa, karena ini negeri kita.” Tulis keterangan pada akun Tersebut.

Selanjutnya, Greenpeace Indonesia kembali meminta kepada Presiden RI Prabowo Subianto untuk memerintahkan Menteri ESDM Bahlil lahadalia untuk segera cabut izin tambang nikel di Raja Ampat, melalui postingan pada akun Instagramnya @greenpeaceid pada, Rabu (04/06/25) menuliskan.

Baca Juga  Tips Hindari Sengatan Listrik Saat Banjir

“Come on Pak @prabowo masa Raja Ampat mau dihancurin buat tambang nikel? Yang benar saja! šŸ‘Ž

Perintahkan kepada Menteri ESDM @bahlillahadalia untuk segera cabut izin tambang nikel di Raja Ampat. Keberadaan tambang Nikel di Raja Ampat tidak hanya merusak lingkungan dan masa depan pariwisata tapi juga melanggar UU No 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau Pulau Kecil.” Tulis pada keterangan postingan akun Instagram @greenpeaceid.(T)

banner-700x100