
TajamNews – Rekening Ustaz Das’ad Latif diblokir oleh pihak bank akibat kebijakan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Akibatnya, dana yang rencananya digunakan untuk membangun masjid tak bisa diambil.
Melalui akun Instagram pribadinya @dasadlatif1212, Kamis (7/8/25), pendakwah asal Sulawesi Selatan itu menyampaikan kekecewaannya. Ia menilai kebijakan pemblokiran tersebut tidak elegan dan justru menyusahkan rakyat kecil.
Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik yang diunggah di Instagram miliknya, Ustaz Das’ad mengungkapkan, awalnya ia datang ke bank untuk mengambil tabungan yang menurutnya tidak seberapa jumlahnya. Dana tersebut akan dipakai membeli besi dan semen untuk pembangunan masjid. Namun, setibanya di bank, ia diberitahu bahwa rekeningnya diblokir karena tidak aktif selama tiga bulan.
“Alhamdulillah, Sholawat dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Semoga para pengambil keputusan di negara ini tetap dalam lindungan Allah. Berkah pekerjaannya jadi pahala dalam bekerja. Saya hari ini berencana membayar besi semen untuk pembangunan masjid saya. Jadi saya datanglah mengambil uang yang saya tabung di bank pemerintah. Setelah saya tiba, ternyata rekening saya diblokir karena tidak aktif selama 3 bulan. Saya bingung, kenapa diblokir? Alasannya katanya, supaya menghindari hal-hal negatif,” ujarnya.
Menurutnya, alasan tersebut membingungkan. Ia mengingatkan bahwa pemerintah selama ini gencar mengajak masyarakat untuk menabung, namun justru rekeningnya diblokir meski ia menyimpan uang di bank.
“Setau saya, selalu diiklankan oleh negara, ayo menabung, ayo menabung. Menabung lah saya, tapi kenapa diblokir? Namanya menabung, disimpan duit. Kalau tidak disimpan, diambil terus bolak-balik, lebih baik disimpan di dompet. Namanya kita diajak menabung, ya kita simpanlah. Kenapa setelah saya simpan malah diblokir? Dan duit saya ini tidak banyak,” tambahnya.
Ustaz Das’ad berharap pemerintah mengambil keputusan yang elegan, tidak meresahkan, dan tetap berorientasi pada kemaslahatan umat. Ia menegaskan, niat dari kebijakan pemblokiran mungkin baik, namun cara pelaksanaannya dinilai keliru.
“Saya berharap pemerintah membuat keputusan yang betul-betul elegan, tidak meresahkan masyarakat, dan tidak menyusahkan rakyat kecil. Saya berharap apapun kebijakan itu selalu berada pada kemaslahatan umat. Saya tahu niat ini bagus, niat pemblokiran rekening ini baik tapi caranya yang tidak elegan. Apa gunanya kalian yang sekolah tinggi-tinggi keluar negeri, digaji oleh negara, yang bekerja mengelola keuangan masyarakat, lalu uang masyarakat ini, kebijakan ini justru melahirkan keresahan dan menyusahkan masyarakat,” Tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa kritiknya bukanlah serangan, melainkan masukan untuk perbaikan sistem pengelolaan keuangan negara.
“Kepada pemerintah ini jangan dianggap sebagai teror, jangan dianggap sebagai lawan, anggaplah sebagai masukan dari rakyat untuk memperbaiki sistem pengelolaan keuangan negara. Saya yakin, kalau niatnya baik, pasti Allah tunjukkan jalan yang baik.” Dilansir dalam video unggahan Ustaz Das’ad Latif dilihat TajamNews Jumat (8/8/25).
Dalam keterangan unggahannya, ia juga menuliskan:
“Ke-BIJAK-an yg elegan harus berorientasi kemaslahan dan tidak menimbulkan masalah baru. Ini wujud aspirasi saya dalam mencintai negara ini. Di negara ini saya hidup, beribadah, dan mencari nafkah. Maka wajib bagiku memberikan masukan konstruktif demi Indonesia Raya.”
Hal ini pun menuai beragam respons dari warganet. Sebagian mendukung sikap kritis Ustaz Das’ad, sementara lainnya menilai kebijakan bank dan PPATK perlu dikaji ulang agar tujuan pengawasan tetap tercapai tanpa menimbulkan keresahan di masyarakat.(T)
